Sistem Pendukung
Keputusan Penjurusan di SMA PIUS Tegal menggunakan Metode AHP dengan Software
Expert Choice 2000
Abstrak
Sistem
Pendukung Keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan
keputusan mulai dari mengidentifikasikan masalah, memilih data yang relevan dan
menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan sampai
mengevaluasi pemilihan alternatif-alternatif yang ada dan didukung oleh software
Expert Choice 2000. Metode yang digunakan adalah AHP ( Analytical
Hierarcy Process ) untuk membantu guru dalam menentukan jurusan yang cocok
bagi siswa yang biasa dilakukan pada akhir semester 2 kelas X. Metode Analysis
AHP yaitu pendekatan yang digunakan berdasarkan analisis kebijakan yang
bertujuan untuk mendapatkan keputusan yang tepat dan optimal bagi guru.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Expert Choice 2000, Analytical Hierarki Proces
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era
informasi dan globalisasi ini penggunaan teknologi informasi begitu cepat
berkembang dengan pesat. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut untuk
melakukan kegiatan operasional secara efektif dan efisien untuk mempertahankan
tingkat pelayanan mutu terhadap siswa dan masyarakat, sehingga sistem komputerisasi
sangat tepat untuk membantu pengambilan keputusan, agar lebih akurat dan
mudah. Teknologi software komputer saat ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan berbagai bidang dalam kehidupan sehari - hari. Dengan kecanggihan
informasi sekarang ini pekerjaan yang ingin diselesaikan oleh manusia dapat
dengan mudah diatasi dengan penggunaan software komputer. Peranan
komputer sangat diperlukan untuk menyediakan informasi dengan cepat, tepat dan
akurat. Salah satu fungsi dari software komputer adalah untuk mengolah
data menjadi informasi yang diperlukan oleh user. Semakin tinggi tingkat
ketelitian dalam pengolahan data suatu perusahaan/instansi, semakin tinggi pula
efesiensi dan efektifitas informasi yang dihasilkan.
Bagi sekolah
- sekolah yang ingin meningkatkan pelayanan dan mutu, dalam kegiatan
operasionalnya maka sudah saatnya mengganti dari sistem manual menjadi sistem
informasi. Adapun kekurangan dari penggunaan sistem manual adalah dengan menggunakan
sistem manual maka kegiatan operasional akan sering terhambat atau terkendala
dengan waktu dan kesalahan teknik baik penulisan maupun penyajian informasi
yang diinginkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan dalam melaksanakan
kegiatan operasional sekolah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan suatu
sistem yang dapat mempermudah dan mempersingkat kegiatan dalam pelaksanaan
ataupun penyajian sistem informasi penentuan keputusan penjurusan pada
sekolah-sekolah.
Sesuai dengan
uraian diatas bahwa komputer sangat diperlukan didalam bidang pendidikan maka
hendaknya setiap sekolah sudah memakai sistem komputerisasi dalam pengolahan
data. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, SMA yang
merupakan Sekolah Menengah Atas modern dituntut untuk menggunakan komputer
sebagai alat bantu dalam penentuan keputusan penjurusan.
Untuk
mencapai tujuan dan target sekolah, Kepala Sekolah bertanggung jawab terhadap
perancangan, perencanaan dan pembuatan sistem informasi pendukung keputusan,
dimana sistem informasi ini telah dirancang dan direncanakan sesuai dengan
hasil penelitian. Banyak siswa kelas X semester 2 bingung untuk memilih jurusan
apa yang akan mereka pilih untuk naik di kelas XI, minat, bakat dan nilai akademik siswa pun
kadangkala tidak sejalan. Guru pun belum bisa mengukur kemampuan siswa dari
segi bakat dan akademik.
Kadangkala guru hanya mengukur dari segi nilai rapor atau ranking di kelas. Hal
ini tentunya menyulitkan
siswa untuk masuk ke jurusan sesuai dengan bakatnya. Untuk itulah peneliti
melakukan penelitian tentang penjurusan SMA untuk membantu siswa dalam memilih jurusan sesuai dengan
bakat dan akademik masing-masing siswa. Dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) sebagai model analisis uji komparasi dan software Expert Choice 2000 untuk uji komparasi perbandingan
berpasangan.
Berdasarkan
hal tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah Sistem Informasi
Pendukung Keputusan Penentuan Penjurusan pada SMA. Dengan adanya sistem ini
diharapkan dapat mempermudah dan membantu pihak sekolah dalam menentukan
penjurusan di sekolah, maka penulis akan membahas suatu Sistem Informasi
Pendukung Keputusan pada SMA/ SMU dengan judul “Sistem Informasi Pendukung
Keputusan Penentuan Penjurusan di SMA”.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, serta untuk menentukan arah dari Penulisan Makalah ini,
dengan demikian perumusan permasalahan yang ada adalah Bagaimana cara untuk
membantu siswa dalam memilih penjurusan yang sesuai dengan bakat dan akademik
masing-masing siswa sehingga dapat meningkatkan mutu dan pelayanan terhadap
siswa.
Tujuan
Dalam makalah ini akan dibahas tentang cara memudahkan proses
penjurusan siswa sehingga pelayanan kepada siswa lebih maksimal, cepat dan
akurat. Hal ini juga akan berdampak pada pengatahuan siswa akan kecanggihan
teknologi.
Metodologi Penelitian
Penelitian
ini dirancang dan dikembangkan dengan metode deskriptif analitik dengan
menyajikan rangkuman hasil survey dan wawancara yang serupa berupa kuesioner.
Dengan metode ini akan digambarkan kondisi saat ini serta akan dilakukan
analisis penjurusan SMA. Selanjutnya dilakukan pencarian data sekunder yang ada
di lapangan melalui berbagai media seperti internet, buku literature, jurnal,
dan artikel sehingga didapatkan informasi yang akurat mangenai penjurusan SMA.
Selain itu juga dilakukan identifikasi sistem dengan mempertimbangkan
variable-variabel pendukung penerapan hasil keputusan dengan cara melakukan
wawancara dan pemberian kuesioner kepada pakar. Hal ini merupakan tahapan yang
penting karena model yang dibuat harus akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kemudian
hasil wawancara dengan pakar dijadikan data yang selanjutnya diolah dengan
menggunakan pendekatan proses hierarki analitis (AHP) untuk mendapatkan hasil
berupa langkah-langkah strategis yang harus dilakukan pada penerapan hasil
keputusan. Keputusan yang diperoleh segera ditindaklanjuti berupa tindakan atau
dapat pula dikaji ulang bila ternyata diperoleh informasi baru yang
mempengaruhi hasil untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga akan diperoleh
keputusan yang baru.
PEMBAHASAN
SMA PIUS Tegal
Merupakan salah satu sekolah
swasta di Tegal yang terakreditasi, rencana kedepan SMA PIUS Tegal adalah ingin
memenuhi kebutuhan sistem informasi guna meningkatkan mutu dan pelayanan
terhadap siswa dan masyarakat.
Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Definisi sistem adalah
sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja
sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu
kesatuan untuk melaksanakan fungsi guna mencapai suatu tujuan.
Secara umum, sistem pendukung
keputusan adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang tak terstuktur dan semi terstruktur.
Analytical
Hierarchy Process (AHP)
AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek / rumit dalam situasi yang tidak terstruktur
menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variable ini menjadi suatu
bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numeric untuk penilaian
subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variable dan mensintetis
penilaian untuk variable mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan
mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut. Metode ini dikembangkan awal
tahun 1970-an oleh Thomas L. Saaty, seorang matematika dari Universitas
Pittsburg. Analisis ini ditunjukkan untuk membuat suatu model permasalahan yang
tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan untuk masalah yang terukur
(kuantitatif), masalah yang memerlukan pendapat (judgement) maupun pada situasi
yang kompleks atau tidak terkerangka, pada situasi dimana data statistic sangat
minim atau tidak ada sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang didasari
oleh persepsi, pengalaman atau intuisi.
Model Analytical Hierarchy Process (AHP) memakai persepsi manusia yang
dianggap “expert” sebagai inputan
utamannya. Kriteria “expert” disini
bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doctor dan
sebagainnya. Tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti betul permasalahan
yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap
masalah tersebut.
Dalam menyelesaikan persoalan dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ada beberapa prinsip dasar
yang harus dipahami antara lain :
1.
Decomposition
Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang
utuh menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hierarki proses pengambilan keputusan,
dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil
yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin
dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari
persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hierarki keputusan tersebut dapat
dikategorikan sebagai Complete dan Incomplete. Suatu hierarki keputusan
disebut Complete jika semua elemen
pada suatu tingkat berikutnya, sementara hierarki keputusan Incomplete kebalikan dari hierarki yang
complete yakni tidak semua unsur pada masing-masing jenjang mempunyai hubungan
(Lihat gambar 2.1 dan 2.2). Pada umumnya Problem
nyata mempunyai karakteristik struktur yang Incomplete.
Bentuk struktur Decomposition yakni :
Tingkat pertama : Tujuan
Keputusan (Goal)
Tingkat kedua :
Kriteria-kriteria
Tingkat ketiga :
Alternatif-alternatif
Hierarki masalah disusun untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan yang
terlibat dalam sistem. Sebagian besar masalah menjadi sulit untuk diselesaikan Karena
proses pemecahannya dilakukan tanpa memandang masalah sebagai suatu sistem
dengan suatu struktur tertentu
2
Penilaian Komparasi (Comparative Judgement)
Comparative Judgement dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan
relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan
diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh
terhadap urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih
mudah disajikan dalam bentuk matrix
pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat
preferensi beberapa alternatif untuk setiap kriteria. Skala preferensi yang
digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai dengan skala 9
yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme importance).
3
Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority)
Synthesis of Priority
dilakukan dengan menggunakan eigen vector
method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur pengambilan
keputusan.
Untuk
berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan
pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty
dapat dilihat pada Tabel 1.
2
Konsistensi Logis (Logical Consistency)
Logical Consistency
merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagregasikan
seluruh eigen vector eigen vector yang
diperoleh dari berbagai tingkatan hierarki dan selanjutnya diperoleh suatu vector composite timbang yang dihasilkan
urutan pengambilan keputusan.
Penyelesaian AHP dengan Aplikasi Expert Choice 2000
Expert Choice 2000 merupakan perangkat
lunak yang dapat digunakan untuk perhitungan pemecahan persoalan dengan AHP
sebagai Expert Choice. Pada makalah
ini, digunakan analisis dengan perhitungan aplikasi Expert Choice 2000. Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk
membuktikan aplikasi Expert Choice
yang sudah teruji keandalannya.
Berdasarkan hasil pengolahan data
responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu kriteria
akademik dengan bobot 0,591 atau sebanding dengan 59,1% dari total kriteria.
Peringkat prioritas kriteria yang terakhir adalah bakat dengan nilai bobot
0,409 atau sebanding dengan 40,9% dari total kriteria.
Berdasarkan hasil pengolahan data
responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu subkriteria
praktek dengan nilai bobot 0,250 atau sebanding dengan 25,0% dari total
subkriteria. Peringkat prioritas subkriteria berikutnya adalah bahasa dengan
nilai bobot 0,192 atau sebanding dengan 19,2% dari total subkriteria. Peringkat
prioritas subkriteria berikutnya adalah logika dan social dengan nilai bobot
0,188 atau sebanding dengan 18,8% dari total subkriteria. Peringkat prioritas
yang terakhir adalah sains dengan nilai bobot 0,182 atau sebanding dengan 18,2%
dari total subkriteria.
Berdasarkan hasil pengolahan data
responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi yaitu subkriteria
kecerdasan umum dengan nilai bobot 0,226 atau sebanding dengan 22,6% dari total
subkriteria. Peringkat prioritas subkriteria berikutnya adalah penalaran
abstrak dengan nilai bobot 0,222 atau sebanding dengan 22,2% dari total
subkriteria. Peringkat prioritas subkriteria berikutnya adalah logika dengan
nilai bobot 0,204 atau sebanding dengan 20,4% dari total subkriteria. Peringkat
prioritas berikutnya adalah penalaran verbal dengan nilai bobot 0,180 atau
sebanding dengan 18,0% dari total subkriteria peringkat prioritas yang terakhir
adalah numerical dengan nilai bobot 0,169 atau sebanding dengan 16,9% dari
total subkriteria.
Berdasarkan hasil pengolahan data
responden ahli diperoleh bahwa utama atau tertinggi alternative strategis
adalah IPA dengan nilai bobot 0,259 atau sebanding dengan 25,9% dari total
alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative berikutnya adalah
bahasa dengan nilai bobot 0,253 atau sebanding dengan 25,3% dari total
alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative berikutnya adalah
keagamaan dengan nilai bobot 0,251 atau sebanding dengan 25,1% dari total
alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative yang terakhir
adalah IPS dengan nilai bobot 0,236 atau sebanding dengan 23,6% dari total
alternative yang ditetapkan.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini adalah Penjurusan di SMA PIUS dengan menggunakan AHP di
software Expert Choice 200 dapat memudahkan siswa untuk memilih jurusan sesuai
dengan bakat dan akademik masing-masing siswa tersebut serta dengan pengolahan
data ini, siswa dapat memperoleh informasi yang tepat tentang jurusan mana yang
seharusnya dipilih demi masa depan mereka. Dan dari hasil penelitian dengan
menggunakan software Expert Choice 2000 dapat disimpulkan bahwa jurusan IPA
menjadi solusi terbaik dari keempat alternative yang disajikan.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas diharapkan pihak SMA PIUS Tegal dapat selalu menggunakan
software Expert Choice 2000 dalam rangka membina penjurusan yang lebih matang
dan lebih baik bagi siswa-siswanya. Sehingga mutu siswa lulusan dari SMA PIUS
Tegal dapat menjadi bibit yang unggul dalam bidangnya.
Daftar
Pustaka
Fitriyani. 2012. “Sistem
Pendukung Keputusan Penjurusan SMA Menggunakan Metode AHP”, Seminar Nasional Teknologi Informasi
& Komunikasi Terapan 2012 (Semantik 2012) .
Teknomo, K., Siswanto, H. dan
Yudhanto, S. A. 1999. “Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Process dalam
Menganalisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda ke Kampus”.
Jurnal Dimensi Teknik Sipil, Universitas Petra 1(1): hal. 31-39.
Ari.S.P., Mulya.A.A. 2008.”Sistem
Pengambilan Keputusan Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi”, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
November: hal. 1-14.
Denny,
H., Frame Work Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode AHP, Yogyakarta,
Skripsi Ilkom FMIPA UGM, 2006.
Susila, W dan Munadi, Ernawati.
2007. “Penggunaan Analytic Hierarchy Process”
bang, boleh minta penccerahannya yg detail ndak??? soalnya jg buat TA,,,,
BalasHapuslo boleh, email ke sini bang : micko.theunk@gmail.com
*thank's